FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film Dirty Vote, Dandhy Laksono, menanggapi peluncuran Danantara dengan mengkritisi permasalahan fundamental investasi di Indonesia.
Dikatakan Dandhy, rendahnya minat investor untuk masuk ke Indonesia, kecuali di sektor tambang seperti nikel, disebabkan oleh faktor-faktor mendasar seperti korupsi.
"Masalah banyak investor tak tertarik masuk, Indonesia (kecuali keruk nikel) dan lebih milih negara lain," ujar Dandhy di Instagram pribadinya (25/2/2025).
Bukan hanya itu, ekonomi biaya tinggi, serta proyek-proyek tanpa studi kelayakan yang jelas, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Food Estate.
Dandhy juga menyoroti praktik pejabat negara yang merangkap sebagai pebisnis, sehingga menciptakan konflik kepentingan dan menghambat persaingan yang sehat bagi investor asing maupun domestik.
"Investor bersaing dengan pejabat negara yang juga pebisnis dan tak peduli dengan konflik kepentingan," tukasnya.
Sebagai solusi, pemerintah membentuk badan investasi sendiri. Namun, Dandhy menilai langkah ini justru tidak mengatasi akar masalah utama yang masih menghambat pertumbuhan investasi di Indonesia.
"Solusi, bikin badan investasi sendiri (agar akar masalah tetap ada)," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, Pemerintah resmi mengumumkan struktur organisasi Danantara, lembaga pengelola dana investasi negara yang bertujuan memperkuat ekonomi nasional.
Susunan kepemimpinan Danantara diisi oleh sejumlah tokoh berpengaruh di Indonesia, termasuk para pejabat pemerintahan dan profesional di bidang ekonomi serta investasi.