Bentrokan TNI-Polri di Tarakan Disorot, Tommy Shelby: Rakyat Muak Lihat Aparat Berantem Sendiri

  • Bagikan
Tangkapan layar suasana mencekam saat Mapolres Tarakan diserang sekelompok OTK, Senin (24/2/2025) tengah malam. (Foto: X)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Insiden penyerangan Polres Tarakan oleh oknum TNI menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk pegiat media sosial Tommy Shelby.

Tommy menyampaikan kritik keras terhadap aparat yang terlibat dalam bentrokan tersebut.

"Rakyat muak lihat aparat berantem sendiri sementara kejahatan di luar sana tetap merajalela," ujar Tommy di X @TOM5helby (26/2/2025).

Karena insiden serupa telah beberapa kali terjadi, Tommy meminta agar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo turun tangan.

"Panglima TNI dan Kapolri harus turun tangan, jangan cuma minta maaf di podium," tandasnya.

Sebelumnya, Polres Tarakan diserang oleh sekelompok orang berbadan tegap yang diduga oknum anggota TNI pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 23.00 WITA.

Penyerangan yang dilakukan sekitar 20 orang tersebut mengakibatkan lima personel polisi mengalami luka-luka serta menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas di Mako Polres Tarakan.

Akibat serangan tersebut, lima anggota polisi yang bertugas di Polres Tarakan mengalami luka serius dan saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Jusuf SK.

Masing-masing yang menjadi korban adalah Bripda Muhammad Nur Rizky, mengalami luka robek di kepala bagian atas dan lebam di lengan kiri.

Bripda I Putu Anugerah, mengalami luka robek di kepala bagian belakang. Sementara itu Bripda Fauzan Hidayat, mengalami luka lebam di kepala dan tangan.

Adapun Bripda Rahmat Kurniawan mengalami lebam di pipi kanan dan kiri serta kedua lengan, dan Bripda Richard Pasambo mengalami luka lebam di kepala bagian kiri.

Selain korban luka, sejumlah fasilitas di Mako Polres Tarakan juga mengalami kerusakan akibat penyerangan tersebut.

Barang-barang yang mengalami kerusakan antara lain meja dan kursi di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), dua kaca ruang SPKT, dua kaca ruang Kapolres, satu pintu kaca ruangan ETLE, serta dua jendela kaca ruang ETLE.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyerangan berawal sekitar pukul 22.45 WITA ketika sekelompok oknum TNI datang menggunakan truk berwarna hijau dari arah tempat hiburan malam (THM) dan berhenti di depan Bank Mandiri di Jalan Yos Sudarso.

Sekitar 20 orang turun dari truk dan berjalan kaki menuju Mako Polres Tarakan sambil membawa batu, kayu, dan besi.

Setibanya di Mapolres, mereka langsung melakukan pemukulan terhadap dua anggota jaga, yakni Bripda Muhammad Nur Rizky dan Bripda Rahmat Kurniawan.

Setelah itu, mereka melanjutkan aksi perusakan terhadap fasilitas kantor kepolisian.

Saat kejadian berlangsung, mobil patroli piket tiba di lokasi. Namun, melihat kedatangan anggota polisi yang berpakaian dinas, para pelaku justru mengejar mereka hingga ke Jalan Yos Sudarso (dekat McDonald's) dan melakukan pengeroyokan terhadap Bripda I Putu Anugerah.

Para pelaku juga merampas senjata laras panjang yang dibawa oleh anggota tersebut.

Selain batu, kayu, dan besi yang dibawa sejak awal, para pelaku diduga juga menggunakan senjata api laras pendek (airsoft gun) serta senjata tajam seperti sangkur dan kerambit dalam aksi penyerangan ini.

Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto, membenarkan adanya insiden penyerangan terhadap Mako Polres Tarakan yang melibatkan oknum anggota TNI.

"Memang benar semalam kami mendapat informasi bahwa di Tarakan terjadi insiden antara oknum anggota TNI dengan Polri. Namun, itu masih dugaan dan saat ini sedang diperiksa lebih lanjut," kata Kristiyanto kepada awak media.

Dijelaskan Kristiyanto, Pangdam VI Mulawarman telah berkoordinasi dengan Kapolda serta Danrem 091 yang membawahi wilayah Tarakan untuk menyelesaikan kasus ini.

Saat ini, pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap insiden tersebut.

"Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hasilnya akan kami informasikan kemudian," tambahnya.

Lebih lanjut, Kristiyanto mengungkapkan bahwa oknum-oknum yang diduga terlibat dalam penyerangan telah dipanggil dan diperiksa oleh pihak Subdenpom di Tarakan.

Mengenai motif dari insiden ini, pihak TNI belum bisa memberikan keterangan lebih rinci karena masih dalam tahapan penyelidikan.

"Belum (motifnya) belum tahu, karena ini kan masih penyelidikan, yang jelas itu kemungkinan ada kaitannya dengan kesalahpahaman yang dulu-dulu," kuncinya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan