Rizal menegaskan bahwa pemerintah dan Pertamina seharusnya lebih fokus pada meningkatkan efisiensi, menambah kapasitas produksi, serta memperluas kilang minyak.
"Tingkatkan efisiensi, naikin produksi, tambah kapasitas kilang," tandasnya.
Tambahnya, hal tersebut mesti dijadikan fokus ketimbang hanya menaikkan harga BBM yang ujungnya justru membebani masyarakat.
"Jadi jangan seenaknya main naikin harga, bikin susah rakyat doang tapi lu gak kerjain apa yang kamu harus kerjain," kuncinya.
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mengusut kasus dugaan korupsi tata kelola minyak dan produksi kilang PT Pertamina Patra Niaga, yang menyebabkan negara merugi hingga Rp193,7 triliun.
Sejauh ini, sembilan tersangka telah ditetapkan, termasuk dua nama terbaru, yaitu Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga, serta Edward Corne (EC) yang menjabat sebagai VP Trading Operations.
Keduanya diduga melakukan kejahatan bersama tujuh tersangka lain yang telah lebih dulu ditetapkan Kejagung.
Modus yang digunakan adalah pengoplosan minyak mentah RON 92 alias Pertamax dengan minyak berkualitas lebih rendah, yang terjadi dalam lingkup PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023.
Perbuatan para tersangka ini menyebabkan kerugian keuangan negara dalam jumlah fantastis, mencapai Rp193,7 triliun.
Kejagung menegaskan bahwa pengusutan kasus ini akan terus berlanjut dan tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru, termasuk dari kalangan pejabat yang lebih tinggi.