Pertanyaannya, rapat komisi satu DPR, yang dilakukan di Hotel mewah, ditengah efisiensi, diam-diam, ngebut, tertutup, dijaga ketat, apakah itu partisipasi? tanya Virdian.
Lebih lanjut, Virdian memberikan pertanyaan bahwa yang ilegal itu, adalah yang melanggar konstitusi itu masyarakat sipil atau DPR dan para penjaga-penjaganya?
- Sejarah Militer
Berdasarkan ulasan Virdian, jika membahas tentang Militer mungkin awalnya memang berangkat dari presidennya, lalu masuk kementerian, kemudian ABRI masuk desa, selanjutnya punya fraksi sendiri di parlemen.
Sekarang polanya mengarah kesana, perluasan kementerian untuk militer, tanpa disadari lambat lain akan mendapatkan fraksi sendiri di DPR.
- Trauma
Penyataan Virdian, bahwa ada trauma terhadap militer Orde Baru karena tingkat kekerasan yang sistematis.
Contohnya pengusaha atau bisnis, para ASN, Pemangku Kebijakan Publik, dan Politisi. Dan pada akhirnya mau tidak mau harus tunduk sama militer, karena mereka punya pasukan, mereka punya senjata.
Masyarakat kemudian dibuat jauh dari politik, seakan-akan semuanya stabil padahal mencekam, intimidasi dilakukan bagi yang kritis, bahkan penculikan.
- Nuansa Suasana Kritis dan Demokratis
Virdian menyebut, siapapun yang kritis akan dibilang kampungan, seperti di video Deddy Corbuzier dibilang anarkis.
Dulu di zaman Orba yang kritis dibilang Subversif, polanya sama, jadi kita bukan benci TNI, sebagaimana Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan hal sama tentang reformasi TNI, dan jangan sampai Dwifungsi TNI kembali, seperti era kegelapan awalnya setahun 2 tahun lama-lama 32 tahun.