Ana Khairun Minhu: Ini Statement Moyangnya Dosa

  • Bagikan
Muliadi Saleh, Alumni Pesantren IMMIM, Pengurus DPP IAPIM, Ketua DKM Masjid Fatimah

Begitulah, Iblis menolak perintah Tuhan dengan dalih asal-usulnya lebih mulia. Kesombongan inilah yang membuatnya terusir dari surga dan dilaknat hingga hari kiamat.

Kesombongan yang Beranak Pinang Hingga Kini

Sejak saat itu, bisikan Iblis terus menggema di hati manusia. "Aku lebih baik darinya." Kalimat itu beranak pinak, melahirkan berbagai bentuk kesombongan di dunia.

Kini kita menyaksikan manusia mengulang sejarah kelam Iblis. "Saya lebih kaya," lalu lahir kesenjangan sosial. "Saya lebih tinggi pangkatnya," lalu lahir ketidakadilan. "Saya lebih berilmu," lalu lahir kesombongan intelektual. "Saya lebih murni rasnya," lalu lahir diskriminasi dan peperangan.

Bukankah ini yang kita lihat hari ini? Bangsa-bangsa saling menindas, merasa lebih unggul dari yang lain. Golongan merasa lebih suci, menganggap yang lain sesat. Individu merasa lebih berhak, merendahkan orang lain hanya karena status atau materi. Semua ini berawal dari satu kalimat: "Aku lebih baik darinya."

Padahal, Tuhan telah memperingatkan:

"Inna akramakum 'indallahi atqakum."
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat: 13):

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan