FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular Eka Hospital BSD, Akmal Alfaritsi Hamonangan, menyarankan pasien dengan penyempitan pembuluh darah jantung yang signifikan mempertimbangkan operasi bypass jantung atau coronary artery bypass grafting (CABG). Prosedur ini menjadi pilihan apabila pemasangan ring jantung dinilai tidak cukup mengoptimalkan aliran darah ke otot jantung.
“Sebab, pemasangan ring jantung mungkin tidak cukup untuk mengoptimalkan kembali aliran darah menuju jantung,” ujar Akmal Alfaritsi Hamonangan di Tangerang, Kamis (20/3/2025).
Ia menjelaskan, operasi bypass jantung dilakukan dengan membuat jalur baru bagi aliran darah di sekitar pembuluh darah yang mengalami penyempitan atau sumbatan. Pembuluh darah baru tersebut diambil dari bagian tubuh lain dan ditempatkan di jantung untuk memastikan darah kaya oksigen tetap mengalir ke otot jantung.
Menurut Akmal, tingkat keberhasilan operasi bypass jantung tergolong tinggi, yakni sekitar 95 hingga 98 persen, terutama pada pasien dengan kondisi fisik yang masih cukup baik.
“Karena ini jenis operasi jantung terbuka dan termasuk operasi besar, tentu banyak pasien merasa khawatir akan tingkat keberhasilannya. Tetapi hasil penelitian menunjukkan keberhasilannya cukup tinggi,” ujarnya.
Akmal juga menegaskan perbedaan mendasar antara pemasangan ring (stent) dan operasi bypass jantung. Prosedur pemasangan ring dilakukan dengan kateterisasi, yakni memasukkan kateter melalui pembuluh darah di selangkangan, lengan, atau leher yang kemudian diarahkan menuju jantung.