Namun, menurutnya, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara seperti Australia dan Jepang, yang telah membangun kualitas gizi dan kecerdasan sumber daya manusia selama bertahun-tahun.
"Nah sekarang PSSI sudah agak baik, karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergizi di negeri Belanda. Meskipun belum mampu mengalahkan Australia dan Jepang, apalagi Jepang yang makan bergizinya sudah 100 tahun," tambahnya.
Selain aspek fisik, Dadan juga menekankan bahwa kecerdasan dalam membaca permainan lawan merupakan faktor krusial bagi atlet.
Ia berharap, melalui program "Makan Bergizi Gratis", kualitas gizi masyarakat dapat ditingkatkan sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang lebih kompetitif di berbagai bidang, termasuk olahraga.
(Muhsin/fajar)