Menggugat Danantara, Bekerja untuk Siapa, Kok Ada Mantan Narapidana dari Thailand?

  • Bagikan
Ilustrasi Danantara.

Sangat disayangkan dan perlu dipertanyakan siapa yang ada dalam manajemen Danantara. Porsi jabatan secara gampang diisi mantan presiden, petinggi tim pemenangan presiden dan para stage holder lainnya pendukung Pilpres 20254 Prabowo.

Lebih mengerikan lagi, manajemen Danantara diisi oleh sosok yang berasa dari luar negeri alias bule. Diantara kursi yang ditempati adalah Dewan Penasihat di antaranya, Ray Dalio sebagai pendiri Bridgewater Associate.

Terdapat ekonom dan akademisi global Jeffrey Sachs, Equity Portfolio Manager Capital Group, F Chapman Taylor, serta mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.

Di jajaran management director ada Lieng-Seng Wee dan Yup Kim. Wee menjabat sebagai managing director risk and sustainability, sedangkan Kim akan bertanggung jawab atas Komite Investasi dan Portofolio.

Mantan Narapidana

Yang menarik adalah masuknya Thaksin sebagai dewan penasihat. Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, ditunjuk menjadi anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Hal tersebut memicu reaksi negatif dari investor. Tentunya ketidakpercayaan ini bukan tanpa alasan jelas. Mengikatkan kembali jika Thaksin memiliki sejarah panjang terkait berbagai kasus hukum, khususnya di bidang korupsi dan penghindaran pajak.

Thaksin dikenal sebagai pengusaha dan politikus Thailand. Thaksin Shinawatra tercatat pernah terseret sejumlah kasus hukum di negaranya.

Beberapa skandal yang mencoreng reputasi mantan Perdana Menteri Thailand ini antara lain Pada 2006, keluarga Thaksin melepas saham Shin Corp ke Temasek Holdings, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura. Ditemukan jika transaksi tersebut dilakukan tanpa membayar capital gain tax, yang kemudian menjadi salah satu skandal keuangan terbesar di Thailand.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan