"Sejak kecil saya ikutkan saja mereka ke masjid untuk main-main dan melihat kami salat, saat tidur, terjaga atau di mobil saya mengaji dan mereka lalu menyimak saja atau main-main dekat saya. Dulu di saat mereka masih kecil, saya cuci piring di dapur mereka main-main di ruang tamu," lanjutnya.
Mungkin efek itu tanpa disadari secara alami, saat ini setelah remaja mereka-merekalah yang kadang mengajak atau membangunkannya untuk ke masjid. Terkadang mereka bertiga sibuk saling ajar hafal Al-Qur`an, bahkan di tempat tidur sekalipun padahal mereka sudah lelah dari praktek.
"Sudah sekian lama saya tidak pernah lagi cuci piring, kalau orang di rumah tidak ada atau libur, bekas-bekas makanan dan piring-piring bertumpuk dicucinya secara bergantian. Lancar semua itu anak saya cuci piring. Mungkin ini yang dinamakan mendidik dengan cara role model yah, mungkin yah karena ini alami saja," jelas Budu sambil tersenyum.
"Quality time sangat perlu, terkadang saya ajak mereka semua tidur di kamar ibunya, sama-sama. Saya juga lebih suka mendengar cerita-cerita mereka dan tidak mau mengecewakan. Bahkan kami selalu menjadwalkan jalan liburan keluarga bersama saat- saat liburan; menghargai jerih payahnya anak-anak setelah belajar keras. Hari terima rapor atau nilai semesteran adalah nama lain dari hari-hari hadiah dari ayah dan ibu. Sekalipun nilai tidak rangking, saya tidak kecewa, semua jempol. Karena saya sudah lihat usahanya, yang dihargai adalah kerjanya dan usahanya bukan nilai rapornya," tuturnya.