Tak Sekadar Menebus Dosa, Warga Binaan Rutan Makassar Kini Jadi Penghafal Al-Qur’an

  • Bagikan
Warga binaan menghafal Al-Quran di Masjid Rutan Makassar

"Untuk program tahfidz one day one ayat ini rutin dilakukan setiap hari jelang berbuka puasa," jelasnya.

Hafalan sebagai Jalan Baru

Bagi sebagian besar warga binaan, menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Namun, keterlibatan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam program ini menghadirkan perspektif berbeda.

Mereka tidak hanya mengajarkan hafalan, tetapi juga memahami bagaimana cara otak bekerja dalam menyerap informasi. 

"Dalam metode ini, kami mencoba dua pendekatan, yaitu pendengaran dan penglihatan. Ayat-ayat Al-Qur’an diputar berulang kali, lalu dituliskan dan dibaca kembali hingga benar-benar melekat di ingatan," ujar Nur Lathifah Dzakiyyah Aqilah, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini. 

Di dalam rutan, hafalan bukan sekadar soal mengingat. Ini adalah upaya untuk menemukan kembali makna hidup, mencari ketenangan, dan menebus kesalahan dengan cara yang lebih mendalam. 

Bukan Sekadar Ritual, tapi Perubahan

Program ini mungkin terdengar seperti rutinitas keagamaan biasa, tetapi bagi warga binaan, ia menjadi jalan untuk merenung dan memperbaiki diri.

Mereka yang tergabung dalam kegiatan ini mulai menunjukkan perubahan, baik dalam sikap maupun cara berpikir. 

Salah satu peserta, yang dulunya mengaku hanya mengenal Al-Qur’an sebatas tulisan, kini merasa lebih percaya diri saat membaca dan bahkan mulai menghafal ayat-ayat pendek. 

"Dulu saya bahkan tidak tahu cara membaca Al-Qur’an dengan benar. Sekarang, saya sudah bisa menghafal beberapa ayat. Rasanya ada ketenangan di hati," ungkap seorang warga binaan yang ikut dalam program ini. 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan