Hampir Setengah Penduduk Indonesia Tak Mampu Mudik Lebaran 2025, Ekonom Sebut Tanda Perekonomian RI Tak Baik-baik Saja

  • Bagikan
Ilustrasi mudik lebaran.

Warga yang biasanya melakukan mudik. Kata dia memilih untuk mengirim uangnya ke keluarga.

“Banyak kaum menengah lebih cenderung mengirim uangnya kepada keluarganya di daerah. Lebih bermanfaat dibanding harus datang sekeluarga ke daerah kampungnya,” ujarnya.

Banyak kaum menengah, saat ini menurut Sutardjo berbenah. Mengingat kondisi ekonomi yang tidak pasti.

“Selain itu masyarakat menengah berbenah diri dengan hidup hemat dalam era ekonomi serba ketidak pastian, ini suatu pertanda perekonomian tidak baik- baik saja,” ucap Sutardjo.

Padahal, kata Sutardjo, Tunjangan Hari Raya (THR) telah dicairkan. Begitu pula intensif lain untuk melakukan keringanan.

“Sudah dibantu dengan THR, gaji 13 dan14 serta stimulus keringanan harga tiket, ada mudik gratis yang cuman biaya transpornya gratis, tetap saja terjadi penurunan jumlah pemudik,” imbunnya.

Ia menjelaskan, pada dasarnya tak semua daerah mengalami penurunan jumlah pemudik. Terutama di daerah dengan penghasil komoditas ekspor.

“Tidak semua daerah mengalami penurunan jumlah pemudik, bagi daerah penghasil komoditas ekspor mengalami peningkatan karena kurs dollar dari 15.000 menjadi 16.500,” jelasnya.

Ia mencontohkan pendatang di Sulawesi. Karena daerah tersebut punya komoditas yang bisa diekspor, pengusaha itu mendapat keuntungan tambahan karena kenaikan dolar.

“Memperoleh tambahan karena terjadi kenaikan dollar sehingga mereka mudik ke daerahnya di luar Sulawesi,” tandasnya.


(Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan