Mengabadikan Amalan Ramadhan

  • Bagikan
Prof.dr. Budu, Ph.D, Sp.M (K), M.MedEd

Maasyiral muslimin dan muslimat jamaah Idul Fitri yang dirahmati oleh ALLAH SWT

Puasa Ramadhan dan segenap ibadah-ibadah yang lain selama Ramadhan seharusnya tidak berhenti pada ritual semata sebab hakikatnya ibadah adalah pendekatan diri kepada ALLAH SWT (taqarrub Ila llah). Semua ini dilakukan demi terbentuknya kesalehan seorang muslim yang memiliki hubungan baik dengan ALLAH SWT  sekaligus hubungan dengan sesama dan lingkungannya, sehingga terpancar rahmat bagi semesta alam.
ALLAH SWT berfirman ALLAH :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah : 183)
Pertanyaan yang teramat mendesak untuk dijawab oleh diri kita masing-masing adalah, ”Setelah Ramadlan berlalu, sudahkah kita menunaikan berbagai sebab yang akan mempermudah amalan kita di bulan Ramadlan diterima di sisi-Nya dan sudahkah kita bertekad untuk terus melanjutkan berbagai amalan ibadah yang telah kita galakkan di bulan Ramadlan?”.

Karena ketahuilah, sesungguhnya ALLAH Ta'ala tidak menilai Ramadan dan lebaran kita dari kemeriahannya, tapi bagaimana perubahan yang terjadi pada diri umatnya; apakah semakin taat dan mendekat kepada-Nya.

Mari kita bertanya dalam hati sanubari kita masing-masing, apakah dengan hari Raya Idul Fitri hari ini membuat kita bahagia, senang, sedih ataukah biasa-biasa saja ? Yakinkah kita bahwa amalan-amalan Ramadhan yang telah kita lakukan selama Ramadhan ini diterima oleh ALLAH SWT.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan