"Indonesia dikenakan tarif resiprokal 32 persen, di atas tarif dasar 10 persen," terangnya.
Anthony bilang, negara yang dikenakan tarif resiprokal, termasuk Indonesia, hanya mempunyai dua pilihan. Menurunkan tarif impor terhadap semua produk AS, atau menerima kenaikan tarif resiprokal dengan lapang dada.
"Atau, pilihan ketiga. Kalau Indonesia merasa tarif resiprokal Trump tidak benar, atau ngawur, Indonesia bisa membalas dengan menaikkan tarif impor tambahan, alias tarif resiprokal, terhadap semua produk AS, yang nantinya pasti akan dibalas lagi oleh Trump?," tandasnya.
Lebih jauh, Anthony melihat negara seperti India hingga Vietnam tidak memiliki keberanian.
"Mereka memilih kompromi dan negosiasi. Yang jelas, dampak tarif resiprokal Trump sudah membuat ekonomi dunia terguncang, pasar saham global anjlok," kuncinya.
(Muhsin/fajar)