Tapi, ia menekankan bahwa mereka harus segera dikembalikan setelah situasi membaik.
“Tetapi jika konteksnya untuk membantu warga Gaza yang sakit, anak-anak kecil, ibu-ibu korban serangan Israel misalnya, dan untuk sementara waktu dan segera dikembalikan lagi ketika kondisi sudah normal lagi, tentu hal ini bisa dilakukan,” jelasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyerukan agar pemerintah Indonesia memastikan langkah ini tidak menjadi alat pembenaran pengusiran warga Palestina, seraya menegaskan sikap solidaritasnya terhadap kemerdekaan Palestina.
“Sekali lagi, tidak boleh menjadi bahan justifikasi dan tambah dalil aksi pengusiran rakyat Palestina dari Gaza. Pemerintah Indonesia musti memastikan hal tersebut terlebih dahulu. Free Palestine!," kuncinya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto, menyampaikan rencananya untuk mengevakuasi warga Gaza ke Tanah Air.
Dalam tahap awal, pemerintah menyiapkan skema pemindahan sekitar 1.000 orang, dengan prioritas bagi mereka yang mengalami luka-luka, trauma berat, serta anak-anak yang kehilangan orang tua.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo jelang lawatannya ke lima negara di kawasan Timur Tengah, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Turki, Qatar, dan Yordania.
"Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama," kata Prabowo dalam pernyataan yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo menjelaskan bahwa kunjungannya ke negara-negara tersebut bertujuan untuk melakukan konsultasi langsung dengan para pemimpin setempat.