“Karena kemacetan mereka harus membeli makanan tambahan, minuman tambahan, mereka harus membeli solar,” jelasnya.
Ketua Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI), Nuratmo, turut menyampaikan keluhan yang senada.
Ia menyalahkan kegiatan bongkar muat tiga kapal secara bersamaan di dermaga NPCT1.
“Langsung tiga kapal. Ini, kan, keserakahan mereka, yang akhirnya berdampak kepada kami sebagai sopir,” katanya.
Situasi kemacetan di Tanjung Priok sempat viral di media sosial, termasuk akun Instagram resmi @pelindo_tanjungpriok yang turut membagikan suasana antrean truk yang mengular.
Petugas pun tampak turun tangan dengan membagikan makanan dan minuman kepada para sopir yang terjebak.
Menanggapi hal tersebut, Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kemacetan yang terjadi. Ia menyebut lonjakan aktivitas bongkar muat menjadi penyebab utama.
“Permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi. Kemacetan panjang hari ini akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok,” ucap Adi dalam keterangan tertulisnya.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan volume truk masuk ke terminal NPCT1 mencapai dua kali lipat dari biasanya.
Jika pada hari-hari normal hanya sekitar 2.500 unit, maka pada puncak kemacetan tercatat lebih dari 4.000 truk masuk ke terminal.
(Muhsin/fajar)