"Termasuk data pribadi, lalu data perilaku konsumen, data karakteristik pelanggan dan lain-lainnya," katanya, mengingatkan potensi kebocoran data yang dapat merugikan warga negara Indonesia.
Menurutnya, ada kemungkinan data pribadi milik WNI berpindah langsung ke luar negeri, seperti ke China, karena proses pengelolaan data telah dilakukan dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
"Dengan kata lain, pusat datanya itu bukan di Indonesia," imbuh Irawan.
Sebagai informasi, kerja sama antara BPS dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) saat ini tengah berjalan. Salah satu hasilnya adalah survei arus wisata yang memanfaatkan data pelanggan Telkomsel. Selain itu, Telkomsel juga menawarkan layanan big data melalui platform Digihub, yang memungkinkan akses data lewat Application Programming Interface (API). (bs/fajar)