Paus Pertama dari Amerika Latin dan Simbol Perubahan Gereja
Paus Fransiskus mencatat sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin, Paus pertama dari Ordo Jesuit, dan juga Paus pertama dari luar Eropa sejak abad ke-8. Ia dipilih sebagai Paus ke-266 Gereja Katolik dalam Konklaf tahun 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri sebuah langkah langka dalam sejarah kepausan.
Sejak awal masa jabatannya, Paus Fransiskus menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Ia memilih tinggal di Domus Sanctae Marthae ketimbang apartemen resmi Paus di Istana Apostolik, sebagai bentuk hidup sederhana yang dekat dengan umat.
Gaya hidup ini mencerminkan pendekatan pastoralnya yang merakyat, penuh kasih, dan terbuka.
Kepemimpinan Inklusif dan Seruan Global untuk Perdamaian
Paus Fransiskus dikenal luas sebagai sosok progresif dalam berbagai isu penting dunia.
Selama lebih dari satu dekade kepemimpinannya, ia menyuarakan keadilan sosial, mengutuk kesenjangan ekonomi, dan mengadvokasi penghapusan hukuman mati.
Ia juga dikenal sebagai pendukung perlindungan lingkungan hidup, dengan dokumen ensiklik “Laudato Si” yang mengangkat isu perubahan iklim sebagai perhatian moral dunia.
Di tengah gelombang krisis pengungsi global, Paus Fransiskus juga menunjukkan keberpihakan pada kaum tertindas.
Ia membuka ruang dialog dengan berbagai agama dan negara, termasuk menjadi tokoh penting dalam memediasi normalisasi hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba.
Ia tidak ragu mendorong Gereja agar lebih inklusif, seperti membuka diskusi tentang peran perempuan dalam Gereja, memberikan tempat kepada komunitas LGBTQ+ dalam kehidupan iman, serta menunjukkan toleransi terhadap umat Katolik yang bercerai untuk tetap bisa menerima Komuni, meski sikap tersebut sempat menuai kritik dari kalangan konservatif.