Food Waste: Gaya Hidup atau Ketidakpedulian?

  • Bagikan
Ilustrasi. (INT)

Aktivitas seperti membeli makanan hanya untuk diunggah ke media sosial tanpa benar-benar mengonsumsinya telah menjadi kebiasaan. Makanan yang tidak dimakan kemudian akan berakhir sebagai sampah dan menambah beban pencemaran lingkungan, terutama melalui peningkatan volume limbah organik yang mencemari tanah dan air.

Kebiasaan ini menunjukkan bahwa pemborosan makanan bukan sekadar masalah gaya hidup, melainkan isu serius yang mengancam ketahanan pangan dan kesehatan lingkungan. Mengubah cara pandang terhadap makanan, mulai dari membeli seperlunya hingga menghabiskan apa yang telah disajikan dapat menjadi langkah kecil yang membawa dampak besar. Mengurangi food waste bukan hanya bentuk tanggung jawab pribadi, tetapi juga wujud kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.

Fenomena food waste juga mencerminkan ketimpangan sosial yang semakin terlihat. Banyak orang membuang makanan yang seharusnya bisa dikonsumsi, sementara di sisi lain, banyak yang kesulitan mendapatkan makanan yang cukup. Ini bukan hanya masalah etika, tetapi juga moral dan lingkungan. Makanan yang terbuang berkontribusi pada krisis pangan global. Gaya hidup konsumtif yang semakin meluas memperburuk ketahanan pangan. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengurangi pemborosan makanan masih sangat rendah. Banyak yang belum sepenuhnya memahami dampak jangka panjang dari perilaku konsumtif ini, baik terhadap lingkungan maupun ketahanan pangan.

Meski berbagai kampanye telah dilakukan untuk mengurangi food waste, kesadaran masyarakat terhadap isu ini masih terbilang rendah. Solusi yang dibutuhkan tidak hanya peningkatan pemahaman, tetapi juga perubahan gaya hidup konsumtif yang semakin meluas. Langkah pertama yang perlu diambil adalah perubahan dalam kebiasaan membeli dan mengonsumsi makanan. Menghargai makanan dan menghindari pembelian berlebihan menjadi kewajiban untuk mencegah pemborosan yang berujung pada kerugian lingkungan dan sosial. Setiap individu perlu memulai dari diri sendiri untuk mengubah pola konsumsi agar lebih bijak dan bertanggung jawab.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan