Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Benarkah Guru Indonesia Pernah Mengajar Di Malaysia?

  • Bagikan

Menteri Pendidikan Malaysia Mohamed Khir Johari mengutarakan langsung permintaan tersebut, di Jakarta pada 31 Mei 1967, dan diwartakan oleh Harian Kompas.

Permintaan tersebut menjadi sebuah penghargaan tersendiri dalam sektor Pendidikan, sehingga disambut dengan tangan terbuka oleh Pemerintah Indonesia.

Pada tahun 1969 Indonesia telah memberangkatkan guru ke Negeri Jiran, dengan mekanisme yang telah diatur oleh kedua belah pihak.

Jumlah yang diberangkatkan bervariasi setiap tahun, dan berkisar antara 40 hingga 100 orang guru per tahun.

Para guru Indonesia kebanyakan mengajar mata pelajaran ilmu pasti, seperti matematika, fisika, biologi dan kimia, informasi ini disampaikan Harian Angkatan Bersenjata pada 8 Agustus 1974.

Selain mata pelajaran yang tertera, pengajar juga diminta melatih kemampuan berbahasa Melayu karena keduanya dari bahasa serumpun.

Tujuannya, agar masyarakat Malaysia khususnya anak-anak bisa dengan fasih berbahasa Melayu selain bahasa Inggris.

Istimewanya, para guru yang telah diminta melakukan proses belajar mengajar di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Tidak hanya mengajar, prestasi membanggakan lainnya yakni guru hingga dosen Indonesia turut membantu merumuskan kurikulum pendidikan.

Berdasarkan autobiografi tokoh pendidikan Indonesia Imaduddin Abdulrahim (2002) yang menuliskan , "Malaysia hanya punya tiga orang lulusan S2."

Sebagai bentuk apresiasi, Malaysia mengirimkan peserta didik yang memiliki label terbaik untuk diterbangkan ke Indonesia untuk merasakan kurikulum pendidikan Tanah Air.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan