Proyek besar senilai US\$1 miliar milik BYD di Subang, Jawa Barat, yang semula digadang sebagai landasan masa depan ekonomi nasional, dilaporkan terganggu oleh ulah para preman.
"Ada masalah terkait premanisme yang mengganggu pembangunan fasilitas BYD di Indonesia. Saya kira pemerintah harus tegas dalam menangani masalah ini," kata Soeparno, tokoh industri otomotif nasional, sebagaimana dikutip SCMP.
Gangguan yang sama juga dialami VinFast. Produsen asal Vietnam yang menanamkan investasi sebesar US\$200 juta di kawasan industri yang sama turut menghadapi tekanan dari kelompok serupa.
Lebih dari sekadar gangguan fisik, kehadiran para preman ini mencerminkan warisan kelam sejak era kolonial.
Saat itu, penegak hukum lokal digunakan untuk melayani kepentingan penjajah. Kini, mereka disebut telah bertransformasi menjadi jaringan kekuasaan yang berkelindan dengan elit politik dan aparat hukum.
Soeparno menyebutkan bahwa praktik premanisme ini menjadi ancaman nyata bagi iklim investasi dan cita-cita pertumbuhan ekonomi nasional.
"Indonesia akan mengirimkan sinyal kuat kepada dunia usaha bahwa pemerintah tidak menoleransi tindakan koboi para preman," tegasnya.
Jika tidak segera ditindak, premanisme ini dapat menjadi penghalang serius terhadap target ambisius pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintah.
(Muhsin/fajar)