FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, menagih janji Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tentang penciptaan lapangan pekerjaan.
Ia menyoroti kenyataan pahit yang dihadapi masyarakat beberapa bulan setelah Gibran menjabat.
Jhon menyindir tajam janji Gibran yang menyebut akan menciptakan 19 juta lapangan kerja.
Namun menurutnya, realitas yang terjadi justru sebaliknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai sektor.
"Telingaku mendengar 19 juta lapangan pekerjaan dari mulut seseorang yang pekerjaannya pakai orang dalam," ujar Jhon di X @jhonsitorus_19 (28/5/2025).
Lebih lanjut, Jhon menggambarkan kondisi lapangan pekerjaan yang menurutnya makin suram.
"Tetapi, mataku melihat pengangguran di mana-mana, PHK di mana-mana, perusahaan bangkrut di mana-mana," ucapnya.
Ia bahkan menyimpulkan bahwa negara saat ini seolah tidak hadir dalam menyelesaikan persoalan ekonomi yang menimpa rakyat.
"Ini realita, nggak perlu denial kalau negara tidak mampu berbuat apa-apa. Ya, negara kita hanya autopilot. Ada atau tidak ada, sama saja hasilnya," tegasnya.
Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka, menyebut Indonesia merupakan negara yang besar. Untuk itu, pembangunan harus terus dilakukan agar merata di seluruh Indonesia.
"Indonesia ini negara besar, kita harus mampu keluar middle income trap, kuncinya kita harus mampu menaikkan nilai tambah di dalam negeri," ujar Gibran saat menyampaikan visi dan misinya pada debat kedua Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Dikatakan Gibran, di tengah gempuran resesi global, peran dagang, konflik geopolitik, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap pada rata-rata 5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi berkualitas didukung oleh penurunan angka pengangguran, angka kemiskinan, dan juga angka inflasi yang terkendali," Gibran menuturkan.
Untuk itu, kata dia, jika dirinya dan Prabowo Subianto nantinya terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, maka dia akan melakukan hilirisasi.
"Kita akan lanjutkan hilirisasi, bukan hanya hilirisasi tambang saja, tetapi juga pertanian, perikanan, digital, dan lain-lain," ucapnya.
Tambahnya, dia juga akan melanjutkan pemerataan pembangunan. Sehingga kedepannya tidak ada lagi istilah Jawa Sentris.
"Kita lanjutkan juga pemerataan pembangunan yang tidak lagi Jawa Sentris," lanjutnya.
Dibeberkan Gibran, tidak sulit untuk mewujudkan hal tersebut. Sebab, Indonesia memiliki 64 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah menyumbang 61 persen Produk domestik bruto (PDB).
"Kita punya 64 juta UMKM yang menyumbangkan 61 persen untuk PDB kita," tukasnya.
Ditekankan Gibran, langkah tersebut jika nantinya dipenuhi, maka Indonesia bisa melahirkan sedikitnya 19 juta lapangan pekerjaan.
"Jika empat langkah tadi bisa kita penuhi akan terbuka insyaallah 19 juta lapangan pekerjaan," kuncinya.
(Muhsin/fajar)