Ia mampu menyampaikan gagasan secara sistematis, menggerakkan kader dengan pendekatan ideologis, serta membangun komunikasi politik yang efektif dengan kelompok muda maupun senior. Dalam era politik yang serba cepat, keunggulan ini menjadi nilai strategis tersendiri.
Lemahnya Golkar Sulsel Saat Ini
Kelemahan Golkar Sulsel saat ini terletak pada minimnya figur perekat yang bisa menyatukan kekuatan lintas generasi dan faksi. Konflik elit seringkali membayangi agenda-agenda organisasi. Konsolidasi akar rumput berjalan lambat, bahkan dalam beberapa pilkada, struktur partai tampak pasif dan tidak terkoordinasi dengan baik. Di sisi lain, partai-partai lain seperti NasDem, Gerindra, dan PKS berhasil memanfaatkan celah ini untuk menguatkan basis elektoral mereka di Sulsel.
Tidak hanya itu, kaderisasi di internal Golkar Sulsel juga belum mencerminkan transformasi ideologis dan regenerasi yang sehat. Banyak kader muda yang potensial justru merasa kehilangan ruang untuk berkembang karena dominasi struktural yang tidak inklusif.
Di sinilah pentingnya kehadiran IAS sebagai mentor dan fasilitator perubahan. Pengalaman dan jaringan IAS di tingkat nasional akan membuka peluang lebih luas bagi kader muda untuk tampil dan berkembang.
Kepemimpinan Visioner dan Berbasis Nilai
IAS bukan sekadar administrator, tetapi pemimpin yang memiliki visi besar dalam membangun institusi politik yang kuat. Ia memahami bahwa keberhasilan partai politik tidak hanya ditentukan oleh jumlah kursi di parlemen, tetapi juga oleh kualitas kader, kedekatan dengan rakyat, dan kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah. Dalam berbagai kesempatan, IAS menekankan pentingnya integritas, loyalitas, dan pengabdian dalam berpolitik.