Sandi pun mengusulkan, agar pemerintah menggodok program dengan memerhatikan 3T. Yakni Tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
“Saya yakin dengan kebijakan tepat, dengan 3G. Gercep, gerak cepat, dan gerak bersama. Gas pol. Garap semua potensi agar kebijakan kita bisa meningkatkan daya beli, sehingga ekonomi kita bisa tumbuh lagi walaupun tidak bisa mencapai target 8 persen di dua tahun ke depan,” tandasnya.
Diketahui, pemerintah memutuskan untuk menghapus rencana pemberian subsidi listrik dari lima paket kebijakan insentif yang akan mulai berlaku Juni-Juli 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyebut alasan utama pembatalan itu karena proses penganggaran yang dinilai tidak cukup cepat untuk mengejar target pelaksanaan pada Juni dan Juli.
“Diskon listrik, ternyata untuk kebutuhan atau proses penganggarannya jauh lebih lambat. Sehingga kalau kita tujuannya adalah Juni dan Juli, kita memutuskan tidak bisa dijalankan,” jelasnya.
Sebagai gantinya, pemerintah memilih mengalihkan anggaran ke program Bantuan Subsidi Upah (BSU), yang dinilai lebih siap dari sisi data dan eksekusi. (Arya/Fajar)