FAJAR.CO.ID -- Lapangan kerja kian sulit. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang semakin marak juga menambah kian sengitnya persaingan mencari kerja. Sarjana pun berebut posisi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Rebutan menjadi petugas PPSU antara lain terlihat di Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur. Ratusan warga rebutan menjadi petugas PPSU akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda sejumlah sektor kerja di Jakarta.
Lowongan petugas PPSU yang tersedia di Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur, hanya untuk enam orang. Pelamar yang sudah mendaftar tercatat sebanyak 326 orang.
Sebagian besar pelamar diketahui merupakan korban PHK yang mencoba mendaftar sebagai PPSU demi bertahan hidup.
Dilansir dari ANTARA, salah seorang pelamar PPSU Kelurahan Cipayung, Khoirunnisa (21), mengaku tertarik melamar sebagai PPSU karena baru saja kena PHK dari tempatnya bekerja awal tahun lalu.
"Kalau tidak ada pemasukan, saya sulit untuk bayar kuliah," kata Khoirunnisa.
Mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di sebuah universitas swasta di Jakarta ini mengaku sudah mencoba melamar ke berbagai perusahaan, mulai dari jasa hingga perbankan, namun belum juga mendapat panggilan kerja.
"Sebelumnya sudah sering melamar kerja di bank, perusahaan bagian jasa, bidang lain juga, tapi belum ada panggilan apa-apa. Sekalinya ada panggilan abis itu gantung gitu aja," ujar Khoirunnisa.
Melihat banyaknya pelamar PPSU mencapai ratusan orang, Khoirunnisa mengaku cukup kaget. Sebab, jumlah yang dibutuhkan hanya enam orang.
Pelamar PPSU lainnya, Haris (45) mengaku melamar menjadi PPSU setelah terkena PHK di sebuah perusahaan di Jakarta Timur.
Haris sudah mencari informasi dari sosial media dan berita terkait pembukaan lowongan PPSU di setiap kelurahan.
"Baru-baru ini saya kena PHK, makanya pas dengar ada pembukaan PPSU di kelurahan langsung saya cek informasi, saya daftar di sini," kata Haris.
Menurut Haris, jika dirinya diterima menjadi PPSU akan menambah tabungan untuk biaya kehidupan keluarga sehari-hari.
"Pengeluaran kan jalan terus, waktu juga, semoga kalau keterima di sini saya bisa nabung, bisa ada tambahan biaya kehidupan sehari-hari sama keluarga saya," ujar Haris.
Lurah Cipayung, Yulian Fathiniah mengatakan, pihaknya sudah melakukan uji wawancara terhadap 171 orang dari 327 pendaftar.
Sebanyak 327 pendaftar tersebut berasal dari berbagai wilayah seperti Bekasi (Jawa Barat), Cengkareng (Jakarta Barat) dan lain. Para pelamar rata-rata berusia di bawah 40 tahun dan maksimal batas usia pelamar 56 tahun.
Sementara untuk latar belakang pendidikan calon PPSU, kata Yulian, bervariasi mulai dari jenjang SD sampai sarjana.
"Karena Pak Gubernur DKI Pramono kan membuka peluang untuk lulusan SD dan SMP. Bagi yang gagal daftar jadi PPSU bisa ikut lagi di tahun depan atau ketika ada kesempatan di kelurahan lain. Jadi tidak ada batas berapa kali daftar," kata Yulian.
Sejak Rabu (8/7), Kelurahan Cipayung melaksanakan wawancara yang merupakan tahapan akhir seleksi calon PPSU berlanjut hari ini. Pertanyaan dalam tes wawancara adalah integritas, loyalitas, wawasan kebangsaan dan pengetahuan umum.
Mereka sebelumnya juga telah melewati penyeleksian berkas atau dokumen dan tes teknis di lapangan. Uji teknis untuk pelamar rekrutmen PPSU di Kelurahan Cipayung terdapat enam penilaian, di antaranya membersihkan saluran, menoping, membersihkan sampah, pertukangan dan mural.
Adapun rekrutmen ini mengacu pada Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1095 Tahun 2022 dan Surat Edaran Sekda DKI Jakarta Nomor 22/SE/2025 tentang Pedoman dan Tahapan Seleksi Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) tingkat kelurahan.
Pendaftaran rekrutmen PPSU ditutup pada 26 Juni 2025. Proses selanjutnya adalah uji administrasi pada 27-30 Juni 2025, kemudian uji teknis pada 30 Juni-11 Juli 2025 dan pengumuman akhir pada 31 Juli 2025. (*)