Amran memperkirakan potensi kerugian konsumen akibat praktik curang ini mencapai Rp99 triliun.
"Kalau dulu harga naik karena stok sedikit, sekarang tidak ada alasan. Produksi tinggi, stok melimpah, tapi harga tetap tinggi. Ini indikasi adanya penyimpangan," ujarnya.