Media Al Jazeera Soroti Pengangguran Pemuda di Indonesia Tertinggi di Asia

  • Bagikan
Pencari kerja mendatangi bursa lowongan pekerjaan Job Fair Bekasi Pasti Kerja 2025 di President University Convention Center Jababeka, Selasa.ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.
Pencari kerja mendatangi bursa lowongan pekerjaan Job Fair Bekasi Pasti Kerja 2025 di President University Convention Center Jababeka, Selasa.ANTARA/Pradita Kurniawan Syah.

FAJAR.CO.ID -- Pengangguran di Indonesia menjadi sorotan saluran berita independen asal Qatar, Al Jazeera. Dalam laporannya pada Jumat, 18 Juli 2025, Al Jazeera menyoroti isu sulitnya pemuda Indonesia mendapat pekerjaan yang layak.

Jaringan media yang berkantor pusat di Qatar itu mengambil data statistik pemerintah yang menyebut sekitar 16 persen dari 44 juta kaum muda Indonesia (berusia 15-24 tahun) tidak memiliki pekerjaan. Bahkan, angkanya salah satu tertinggi di Asia.

"Indonesia memiliki salah satu tingkat pengangguran pemuda tertinggi di Asia. Sekitar 16 persen dari 44 juta warga Indonesia usia 15-24 tahun tidak bekerja, menurut data pemerintah. Angka itu lebih dari dua kali lipat dibanding tingkat pengangguran pemuda di Thailand dan Vietnam," demikian petikan artikel bertajuk 'Indonesia has 44 million youths. It's struggling to get them jobs'.

Selain itu, optimisme kelompok pemuda terhadap kondisi ekonomi juga lebih rendah dibandingkan negara tetangga di ASEAN.

Survei yang dirilis oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura pada Januari lalu menunjukkan anak muda Indonesia memiliki pandangan yang jauh lebih pesimistis terhadap kondisi ekonomi dan pemerintahan dibanding anak-anak muda di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam.

Berdasarkan survei tersebut, hanya sekitar 58 persen anak muda Indonesia yang menyatakan optimis terhadap rencana ekonomi pemerintah. Angka ini jauh di bawah rata-rata 75 persen dari enam negara tersebut.

Al Jazeera juga mengungkap kekecewaan anak muda itu, memuncak dalam aksi protes mahasiswa yang membentuk gerakan Indonesia Gelap pada Februari lalu.

Dalam laporan Al Jazeera, para ekonom berpendapat ada beberapa penyebab anak muda Indonesia banyak yang menganggur. Penyebabnya antara lain, undang-undang ketenagakerjaan yang kaku sehingga menyulitkan perekrutan.

Selain itu, upah di Indonesia yang rendah sehingga tidak menarik bagi tenaga kerja berkualitas.

Menurut Al Jazeera, meski tingkat pengangguran nasional RI sekitar 5 persen, banyak pekerjaan yang tersedia bersifat tidak stabil dan bergaji kecil.

Hal tersebut terlihat dari sekitar 56 persen pekerja berada di sektor informal yang rentan dan tanpa jaminan sosial.

"Pekerjaan yang layak juga tidak banyak tersedia, jadi orang beralih ke sektor informal yang produktivitas dan perlindungannya lebih rendah," ujar Ekonom CSIS Indonesia Adinova Fauri.

Kendati tingkat pengangguran RI masih tinggi dibanding dengan negara ASEAN lainnya, Al Jazeera menyoroti pemerintah RI selama bertahun-tahun telah membuat beberapa kemajuan dalam mendorong lebih banyak kaum muda untuk bekerja.

Presiden Prabowo Subianto, sambung Al Jazeera, telah mengakui perlunya menciptakan lebih banyak lapangan kerja, membentuk gugus tugas untuk mengatasi pengangguran dan bernegosiasi tentang perdagangan dengan Presiden AS Donald Trump.

Prabowo menyambut baik dimulainya "era baru yang saling menguntungkan" bagi Indonesia dan AS, setelah Trump mengumumkan kesepakatan untuk menurunkan tarif barang-barang Indonesia dari 32 menjadi 19 persen. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan