Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan baru antara Teheran dan Washington setelah runtuhnya negosiasi terbaru pada Mei lalu.
Ketegangan semakin memuncak ketika Israel meluncurkan serangan mendadak ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran pada 13 Juni lalu, yang menyebabkan lebih dari 900 korban jiwa di Iran dan 28 di Israel, sebelum gencatan senjata dicapai pada 24 Juni.
Serangan tersebut juga melibatkan militer AS. Pentagon mengklaim bahwa serangan itu telah menunda program nuklir Iran selama satu hingga dua tahun.
Namun Araghchi menyebut bahwa Badan Energi Atom Iran masih mengevaluasi dampak kerusakan terhadap material uranium yang diperkaya, dan akan segera melaporkan temuannya kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
“Kami belum menghentikan kerja sama kami dengan badan tersebut,” kata Araghchi, meskipun Presiden Iran Masoud Pezeshkian sebelumnya telah menandatangani undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA menyusul resolusi pada 12 Juni yang menuduh Teheran tidak mematuhi kewajibannya.
Iran mengecam resolusi itu dan menyebutnya sebagai dalih yang digunakan Israel untuk melancarkan serangan militer.
Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan baru antara Teheran dan Washington setelah runtuhnya negosiasi terbaru pada Mei lalu.
Ketegangan semakin memuncak ketika Israel meluncurkan serangan mendadak ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran pada 13 Juni lalu, yang menyebabkan lebih dari 900 korban jiwa di Iran dan 28 di Israel, sebelum gencatan senjata dicapai pada 24 Juni.