Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaf menyebut temuan beras premium oplosan atau "beras premium KW" itu diperoleh setelah melakukan uji sampel beras premium dan medium dari pasar tradisional maupun modern.
Proses pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pengujian Standar Konsumen Pasca Panen Pertanian. Berdasarkan hasil pengujian itu, ditemukan lima merk beras premium tidak memenuhi standar mutu.
"Lima merek sampel beras premium yaitu Sania, Sentra Ramos Biru, Sentra Ramos Merah, Sentra Pulen dan Jelita," beber Helfi dalam konferensi pers, Kamis (24/7).
Produsen kelima merek "beras premium kw" itu adalah PT Food Station selaku produsen Setra Ramos Merah, Setra Ramos Biru dan Setra Pulen. Kemudian Toko SY (Sumber Rejeki) produsen Jelita dan PT Padi Indonesia Maju Wilmar selaku produsen Sania.
Temuan beras premium oplosan tersebut berawal dari pengungkapan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulailam saat melakukan sidak di lapangan.
Mentan telah melaporkan 212 merek dari 10 provinsi. Dari temuan tersebut, Satgas Pangan Polri telah menjalankan dengan laporan penyidikan yang meliputi pengecekan ke lapangan, baik kepada pasar tradisional maupun pasar modern untuk pengambilan sampel.
Pemeriksaan sampel di laboratorium mendapati sembilan merek diduga bermasalah. Namun, hingga saat ini baru ada lima merek yang diduga tidak sesuai mutu pada label kemasan
"Hasil penyidikan sementara kita dapat 3 produsen atas 5 merek tersebut, yaitu merk beras premium tidak sesuai standar mutu," katanya.