Poltekkes Kemenkes Palu Latih Kader Posyandu di Baolan untuk Tekan Kasus Stunting

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, TOLITOLI — Tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu menggelar pelatihan pengukuran antropometri dan penilaian status gizi menggunakan metode Z-Score kepada kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Baolan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada 24 Juli 2025 di Aula Puskesmas Baolan, Jalan Sona, Kelurahan Nalu, Kecamatan Baolan.

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Ns. Saman, S.Kep., M.Kep., dengan anggota tim Dwi Yogyo Suswinarto, S.Kep., Ns., M.Kep., serta didampingi oleh beberapa mahasiswa semester IV. Pelatihan ini diikuti oleh 10 kader yang merupakan perwakilan dari enam kelurahan dan desa di wilayah kerja Puskesmas Baolan.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran antropometri yang standar dan akurat sesuai pedoman WHO dan Kementerian Kesehatan RI. Penilaian status gizi dengan metode Z-Score diharapkan dapat mendukung pelaporan melalui sistem e-PPGBM, serta mendorong peningkatan kualitas layanan Posyandu sebagai ujung tombak upaya percepatan penurunan stunting di daerah tersebut.

“Hari ini kami memberikan pelatihan teknis untuk pengukuran tinggi badan dan berat badan yang benar, dan bagaimana mengonversinya ke nilai Z-Score. Ini sangat penting agar penilaian status gizi anak tidak keliru,” ujar Ns. Saman, S.Kep., M.Kep. selaku ketua tim.

Kegiatan ini menjadi respons atas tingginya kasus stunting dan gizi buruk yang masih ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Baolan. Selama ini, kader hanya mendapatkan pelatihan pemberian makanan tambahan tanpa dibekali keterampilan dalam menilai status gizi berdasarkan parameter antropometri.

“Posyandu masih menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak. Namun, kualitas pelayanannya sangat tergantung pada kemampuan kader, khususnya dalam memantau pertumbuhan anak,” kata dr. Yuliana Taroreh, Kepala Puskesmas Baolan.

Metode pembelajaran dilakukan secara ceramah, diskusi, dan simulasi mengukur indikator TB/U, BB/U, dan BB/TB. Pelatihan juga disertai dengan pre-test dan post-test untuk mengetahui peningkatan pemahaman peserta. Selain tim dosen dari Poltekkes, narasumber lain yang terlibat adalah dr. Yuliana Taroreh dan Sunarmi, AMG selaku penanggung jawab gizi Puskesmas Baolan.

Hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman peserta yang cukup signifikan. Peserta juga menunjukkan antusiasme tinggi selama pelatihan berlangsung. “Kolaborasi ini adalah bentuk kontribusi aktif Poltekkes Kemenkes Palu untuk memberdayakan kader Posyandu demi mendukung program prioritas nasional percepatan penurunan stunting,” jelas Dwi Yogyo Suswinarto.

Dengan pelatihan ini, para kader Posyandu diharapkan mampu melakukan pengukuran dan interpretasi status gizi anak dengan lebih akurat, sehingga penanganan dan pencegahan kasus stunting dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan