“Kegiatan ini menjadi langkah awal membangun budaya siaga bencana sejak dini. Kami berharap, anak-anak tidak hanya tahu cara menyelamatkan diri, tetapi juga bisa menjadi agen edukasi di lingkungan rumah mereka,” ujar Ketua Pengabmas, Novica Ariyanti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep,
Kepala Sekolah SDN 21 Tolitoli menyambut baik kegiatan ini dan berharap program serupa dapat berkelanjutan.
“Ini sangat bermanfaat karena sebelumnya belum pernah ada pelatihan kebencanaan untuk siswa secara langsung seperti ini,” ungkapnya.
Program ini juga sejalan dengan rekomendasi BNPB dan prinsip dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015–2030, yakni membangun ketangguhan masyarakat, termasuk melalui sektor pendidikan.
Poltekkes Kemenkes Palu berkomitmen untuk terus mendukung kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas dengan melibatkan sekolah, guru, orang tua, dan organisasi masyarakat.
Kolaborasi ini menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi risiko bencana secara mandiri.