Tekanan Politik terhadap Anwar Ibrahim Makin Kuat, Parlemen Malaysia Bandingkan Sambutan Presiden Prabowo di Prancis

  • Bagikan
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat bertemu Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Jumat (27/6). Foto: dokumentasi Biro Pers Istana

FAJAR.CO.ID, PUTRA JAYA -- Desakan terhadap Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim untuk lengser dari jabatannya terus disuarakan di negara itu. Selain demo jalanan, anggota parlemen juga menyatakan hal sama.

Ini menandakan bahwa tekanan terhadap Anwar Ibrahim beberapa waktu belakangan kian meningkat.

Bahkan, lawatan Anwar Ibrahim ke luar negeri menjadi salah satu alasan anggota Parlemen Malaysia untuk menyuarakan tekanan politik terhadap perdana menteri tersebut.

Anwar Ibrahim yang melakukan lawatan beberapa waktu lalu ke Prancis dinilai gagal membangun saluran diplomatik yang kuat.

Parlemen Malaysia, khususnya dari blok oposisi, bahkan membandingkan langsung kunjungan Anwar dengan sambutan meriah yang diterima Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, di negara yang sama.

Ketua Portfolio Hubungan Antarabangsa Perikatan Nasional, Wan Ahmad Fayhsal, menyebut kunjungan Anwar ke Prancis pada Juli 2025 sebagai "lawatan setengah masak" yang tidak memberi manfaat strategis bagi Malaysia. Padahal, negeri jiran itu tengah memegang posisi penting sebagai Ketua ASEAN tahun ini.

“Ini bukan sekadar kunjungan yang hambar, tetapi satu kegagalan besar dalam diplomasi antarabangsa,” tegasnya dalam pernyataan di Instagram, dikutip Minggu (27/7).

Menurut Wan Fayhsal, dibandingkan dengan sambutan penuh kehormatan yang diberikan kepada Prabowo oleh pemerintah Prancis saat menghadiri Bastille Day 14 Juli lalu – termasuk dijemput oleh Menteri Dalam Negeri, Bruno Retailleau – Anwar hanya disambut oleh seorang prefet, pejabat administratif biasa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan