“Mulai dari pakai baju warna birulah dll,” imbuhnya.
Faktanya, ia mengatakan, sampai saat ini tidak ada satupun kader kami Partai Demokrat ikut diperiksa di perkara ijazah pak Jokowi ini. Itu, menurutnya, jika ada yang mengkaitkannya dengan Demokrat, gila namanya itu. Atau lagi mabuk.
Namun karena tuduhan itu sudah diarahkan ke pihaknya — walau dengan samar —, ia menegaskan siap menghadapinya. Karena menurutnya, sudah lama juga para kader mereka tidak “aerobik” politik.
“Minimal dengan adanya tuduhan ini jadi ajang konsolidasi. Karena selama ini kami kader Demokrat sudah diam tidak ikut campur di masalah ini, malah sekarang di colek-colek,” terangnya.
Ia pribadi, beberapa bulan lalu, melalui pernyataan di X, malah membela Jokowi. Karena di sebuah acara kawinan, ia tidak sengaja ketemu mantan Ketua Senat Fakultas Kehutanan UGM tahun 80-an.
“Yang kemudian testominya saya tuliskan, dimana dapat dibaca dibawah ini: x.com/jansen_jsp/sta…,” jelasnya.
“Tetap semangat untuk seluruh kader Demokrat se Indonesia. Soal ijazah pak Jokowi ini sebenarnya bukan arena “perang dan pertandingan” kita,” sambungnya.
Namun kalau saat ini pihaknya dituduh, kemudian membawa-bawa nama baik pimpinan Demokrat. Seperti AHY dan pak SBY.
“Maka kita wajib menjaga marwah kita dan mengambil tindakan terukur. Begal partai saja waktu dia sedang berkuasa dan kuat-kuatnya kita lawan, apalagi hanya soal ini,” terangnya.
“Tetap semangat untuk semua kader. Jika nanti ada arahan lebih lanjut terkait persoalan ini, akan disampaikan perintah resmi melalui struktur partai di tempat masing-masing. Sekarang yang telah disampaikan Bakomstra Partai menjadi pegangan kita bersama,” sambungnya.
(Arya/Fajar)