"Panggung ini tidak hanya tertuju kepada Jokowi, namun saat ini dimainkan sebuah teaterikal politik baru oleh AHY," Heru menuturkan.
"AHY mencoba membangkitkan semangat baru bahwa saat ini Demokrat bukan Partai oposisi, namun diperankan Partai kolaborasi yang mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran," terangnya.
Kata Heru, Jokowi masih memegang saham politik besar dalam pemerintahan Prabowo. Dan dengan posisi ini, Demokrat mengambil kesempatan emas untuk menegaskan keberpihakannya.
"Tentunya pernyataan Demokrat dan hubungannya dengan Jokowi sangat dekat, kemarin sempat disinggung dalam Kongres keenam Demokrat, Wapres Mas Gibran dan Ketum Kaesang datang," tandas Heru.
"Ini komunikasi yang dibangun Demokrat, menyatakan mendeklarasikan bahwa mereka berada pada pihak Prabowo dan dukungannya ke Jokowi," tegasnya.
Menariknya, Heru menyebut viralnya isu ini seharusnya jadi ‘berkah’ politik bagi semua pihak.
"Inilah panggung politik yang saya yakin seharusnya, Demokrat dan Jokowi, dan pihak yang berjoget ria, berterimakasih ke Roy Suryo Cs. Juga mungkin ke Kagama Cirebon, karena viralnya polemik ini sebenarnya pelakunya kita-kita ini," tukasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang memviralkan isu ini bukanlah pelaku politik praktis.
"Kita sebenarnya para individu dan kelompok yang betul-betul real tidak terlibat politik praktis untuk mencari ketenaran, kebenaran, dan kepentingan," ucap Heru.
Heru menyebut tudingan terhadap Demokrat hanyalah metafora panggung politik yang sedang dimainkan jelang Pilpres 2029.