Kini, menurut Naniek, ketika Prabowo berani menyentuh mafia tersebut, aksi simbolik justru diarahkan padanya.
“Kini justru kala mafia minyak itu bisa dijadikan tersangka oleh Presiden Prabowo, setelah selama ini tidak tersentuh hukum, kalian mengibarkan bendera One Piece?” tanyanya.
Naniek juga menyinggung praktik mafia beras yang baru terbongkar di era pemerintahan saat ini.
“Lalu kalian tau gak, berapa puluh tahun ibu kalian dibohongi oleh perusahaan beras yang mengoplos beras abal-abal menjadi beras premium," sebutnya.
"Dan baru di pemerintahan Prabowo mafia pengoplos beras itu terbongkar, kalian mengibarkan bendera One Piece? Kalian bahagia ibu kalian harus membayar mahal beras diberi obat kimia supaya terlihat premiun?,” tambahnya.
Ia juga menyinggung ketimpangan di berbagai daerah dan dominasi mafia tambang dan kehutanan yang merugikan masyarakat luar Jawa.
“Berapa puluh tahun orang Lampung, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dll, bjalannya hancur lebur dan masyarakatnya miskin, lalu baru di era Prabowo inilah satu persatu mafia tambang, mafia hutan, dan berbagai mafia lain mulai disentuh hukum, atau kebunnya dirampas negara. Lalu kalian mengibarkan bendera One Piece tidak menyukai kebijakan pemerintah?," ungkap Naniek.
Naniek menyebut penderitaan petani selama tiga dekade akibat sulitnya akses pupuk dan permainan harga gabah yang baru diperbaiki saat ini.
“Lalu sejak orde baru tumbang, apakah para petani mudah dapat pupuk subsidi? Sangat sulit untuk dapat pupuk murah. Bahkan orangtua kalian yang petani sampai nangis darah karena harus beli pupuk mahal dan harga jual panennya anjlok. Mengapa bisa demikian? Karena ulah mafia pupuk dan pangan,” jelasnya.