"Dalam dunia one piece, para bajak laut bukan sekadar penjahat sebagaimana perompak Somalia yang kita kenal. Mereka justru menjadi symbol perlawanan atas ketidakadilan, tirani dan kekuasaan yang sewenang-wenang yang dipimpin oleh Kapten Luffy," tukasnya.
Diceritakan Jhon, Luffy dan krunya dikenal karena berani melawan system yang korupsi, bukan karena haus kekuasaan apalagi hanya sekadar menggulingkan kekuasaan yang sah.
"Mereka hanya ingin hidup bebas, hukum yang adil, pemerintah jujur dan bebas dari kekuasaan yang korup dan menindas. Mereka ingin berdamai satu sama lain tanpa tanda perbedaan warna kulit maupun suku," terangnya.
Kata Jhon, jika disederhanakan, begitulah impian para supir truk yang mengibarkan bendera One Piece, mereka hanya ingin bebas pungli, preman berseragam atau tak berseragam, biaya logistic yang murah, upah yang manusiawi, jalan raya yang mulus tanpa lobang, hingga penguasa yang mengerti keadaan rakyatnya.
"Menjadi sopir truk itu berat, tetapi impiannya hanya sesederhana bebas dari pungli dan biaya-biaya tak masuk akal," Jhon menuturkan.
"Maka ketika mengibarkan bendera One Piece, sejatinya tak ada niat makar disana apalagi sampai mengkhianati NKRI yang kita cintai ini," tambahnya.
Ia kemudian memberikan pernyataan menohok kepada para pejabat, pengibar bendera One Piece tidak boleh ditanya soal kecintaan mereka terhadap Indonesia.
"Nyawa logistic Indonesia ada di tangan mereka. Mereka rela bertaruh nyawa dan waktu demi memastikan aliran distribusi dan system ekonomi Indonesia berjalan dengan lancar. Andai mereka mogok sehari saja, maka semua urusan penting di negeri ini akan jadi korbannya," tandasnya.