Menanggapi kekhawatiran terhadap simbolisme bendera One Piece, Heru menyampaikan bahwa tidak ada niat sedikit pun dari rakyat untuk mencederai kesucian Merah Putih.
"Saya menjamin 100 persen, tidak ada hubungan signifikan berkaitan dengan antusias masyarakat mengibarkan bendera merah putih ingin membenturkan kesuciannya," tegasnya lagi.
Bahkan, ia bilang bahwa kepanikan yang ditunjukkan oleh Prabowo merupakan bentuk kegagapan menghadapi realita krisis sosial yang tengah melanda rakyat.
"Memang Prabowo panik, saya pikir tidak bisa menjawab bagaimana masyarakat saat ini dalam titik terendah," cetusnya.
Kata Heru, pengibaran bendera One Piece bukanlah bentuk perlawanan politik, melainkan simbol dari keresahan rakyat terhadap ketidakadilan.
"Ini adalah protes dan ketidaknyamanan saya melihat substansial, tidak ada hubungan erat bahkan mendalangi rakyat biasa yang saat ini terpuruk," terangnya.
Ia menduga, pemerintah saat ini terlalu memandang segala bentuk ekspresi rakyat dari kacamata politik dan kekuasaan.
"Rezim Prabowo-Gibran memaknai pengibaran bendera One Piece berpotensi menggerogoti legitimasi kepemimpinan," imbuhnya.
"Ini juga dianggap pembangkangan, mereka mencermati dalam perspektif politik," sambungnya.
Padahal, lanjut Heru, rakyat yang mengibarkan bendera One Piece melakukannya sebagai bentuk ekspresi atas ketimpangan dan keprihatinan kemanusiaan.
"Sementara rakyat dalam mengibarkan bendera One Piece, melihat sisi kemanusiaan hingga ketidakadilan," tukasnya.
Lebih jauh, ia menyayangkan kebijakan yang dilakukan Prabowo tidak sejalan dengan harapan masyarakat.