Blunder Data Soal Senjata, Status Panglima TNI Lampu Kuning

Menurutnya, Gatot terkesan mengelak dari Menko Polhukam Wiranto dengan alasan tidak pernah memberi pernyataan tersebut secara resmi kepada publik.
"Daripada statement Pak Gatot seolah-olah membantah, saya kan banyak mengikuti perkembangan. Seolah-olah dia berargumentasi bahwa Pak Wiranto tidak tahu data, saya lebih tahu gitu," tantang Connie.
Dia merasa yakin bahwa Gatot sebenarnya tidak punya data itu dari intelijen TNI seperti BAIS. Sebab, data yang dimiliki oleh TNI tentu akan sangat akurat.
"Kalau cuma satu atau dua senjata mungkin masih normal, ini miss 4.500 senjata. Itu kan kebangetan. Jadi kalau saya meragukan data Pak Gatot itu dari data akurat angkatan. Ini pasti ada pembisik di luar angkatan. Karena kalau intel negara, BAIS, intel TNI itu pasti bagus datanya," demikian Connie.
Menanggapi perkembangan ini, banyak pihak meyakini bahwa Panglima TNI saat ini berstatus terancam dicopot. Namun, tidak sedikit pula yang percaya bahwa posisi Gatot tidaklah blunder, sebab ia hanya menjalankan tugasnya sebagai Panglima TNI.
"Kalau nasib Gatot tetap aman, karena Gatot sebagai panglima TNI sedang menjalankan tugasnya," kata pemerhati politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Mirza Harera, saat dihubungi, Minggu (24/9).
Menurutnya, Presiden Joko Widodo hanya perlu mengevaluasi pernyataan Gatot yang disampaikan kepada publik soal pembelian senjata tersebut. Jokowi tidak perlu sampai mencopot Gatot dari posisinya sebagai panglima TNI.
Mirza menengarai jika Jokowi sampai mencopot Gatot justru akan membuat panas perpolitikan nasional.