Miris! 87 Balita di Mojokerto Menderita Gizi Buruk

FAJAR.CO.ID, MOJOKERTO – Kasus gizi buruk masih menjangkiti balita di Kabupaten Mojokerto. Data dinas kesehatan (dinkes) setempat menyebutkan, sepanjang tahun 2017 lalu balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 87 kasus. Jumlah tersebut tersebar di 11 kecamatan.
Meski jumlahnya sudah menurun dibanding 2016 lalu yang menyentuh angka 238 kasus, namun hal itu tetap menjadi perhatian serius bagi Pemkab Mojokerto. Untuk menekan kasus gizi buruk, pemkab memprioritaskan penanganan mulai ibu hamil (bumil).
’’Masih ada (kasus gizi buruk). Tapi tidak terlalu banyak. Dan itu sudah kita tangani semuanya,’’ ungkap Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP).
Masing-masing tersebar di 11 kecamatan. Sepanjang 2017 lalu, temuan kasus terbanyak ada di Kecamatan Pungging dengan 17 kasus, Trowulan 15 kasus, Mojosari 12 kasus, Ngoro dan Gedeg yang sama-sama 8 kasus.
MKP menjelaskan, masih adanya kasus gizi buruk tersebut dikarenakan berbagai faktor. Antara lain, kurangnya asupan makanan bergizi, terjangkit infeksi penyakit, hingga ketidaktahuan masyarakat. Terutama pada masa kehamilan.
Pasalnya, upaya pencegahan terjadinya bayi lahir dengan gizi buruk yang paling efektif dimulai sejak masa kehamilan usia 0 hingga 9 bulan. ’’Ibu-ibu hamil harus ikuti aturan sesuai yang dianjurkan dokter. Baik tentang makanan, pemeriksaan, dan lain sebagainya,’’ ujarnya.
Sebab, kata MKP, pemenuhan gizi bagi bumil sangat menentukan kesehatan janin yang dilahirkan. ’’Jangan sampai ada anak lahir yang kekurangan gizi dan bumil yang sakit. Sehingga, generasi penerus bisa menjadi sempurna. Baik kesehatannya maupun kecerdasannya,’’ ulasnya.