Kreasi HamzahPemilik akun Facebook dengan nama Nia Ahmad itu diduga mengunggah berita bohong atau hoaks, tentang kasus pemukulan terhadap perusuh di dekat Masjid Al Huda Jakarta. Selain itu, Msn juga menulis Polri tidak memproses hukum anak di bawah umur keturunan Cina yang menghina dan mengancam Presiden Joko Widodo. Padahal, faktanya anak tersebut telah diproses hukum. ”Kepada warganet, agar bijak bermedia sosial. Saring sebelum sharing dan stop HPUS (hoaks, pornografi, ujaran kebencian, dan SARA, Red. Saat ini dibina dan diberikan edukasi agar bijak bermedia sosial, setelah itu nanti akan diserahkan ke Subdit Cyber Troop Ditreskrimsus Polda Kalteng,” ujarnya. (jpnn)
Guru Honorer Pendukung Prabowo Ditahan Kasus Hoaks, Ini Pengakuannya

”Ancaman hukumannya enam tahun dan atau denda satu miliar. Ada juga yang tiga tahun. Namun, yang pasti keduanya resmi ditahan dan proses hukum dilanjutkan. Sekali lagi ini bukan politik, tetapi penegakan hukum sesuai aturan,” ujar perwira menegah Polri ini.
Adex menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan terus bergerak memantau media sosial agar tidak ada lagi yang menyebarkan berita hoaks, ujaran kebencian, dan unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). ”Saya ingatkan, jangan sebar hoaks,” katanya.
Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, pihaknya kembali memanggil warga yang diduga menyebarkan berita hoaks, yakni Msn (37), warga Palangka Raya.