60 Tahun Prof Dr Nasaruddin Umar

Saya berterima kasih kepada Pak Quraish dan Nasar. Keduanya berada di wilayah agama, dakwah dan banyak menulis buku-buku Islam keindonesiaan, yang kita butuhkan, lanjut JK.
Lanjut JK, “Kita tentu berharap kepada Pak Quraish,Pak Jimly dan Nasar agar terus menulis, menghadirkan buku-buku bacaan yang baik, sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita, konteks Islam keindonesiaan, bukan buku-buku terjemahan. Jika Pak Quraish sudah menulis Tafsir Al-Misbah, kita tunggu Tafsir An-Nasar karya Pak Nasar,” hadirin kembali tertawa dan tepuk tangan.
“Pak Nasar ini selalu menghadirkan paham Islam moderat dan terbuka atau moderasi beragama. Ini bagus dan dapat mengurangi masalah-masalah yang sering dihadapi oleh pihak kepolisian. Jika Pak Nasar rajin menulis dan berceramah tentang Islam moderat, pekerjaan Pal Tito dkk menjadi enteng, hadirin kembali tertawa,” tutup JK.
Sebelum Pak JK turun panggung, Protokol meminta beliau menandatangani sampul buku Nasaruddin Umar di bingkai besar, lalu menerima satu set buku, dan berfoto bersama Pak Nasar sekeluarga, istri dan 3 anaknya.
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, lahir di desa Ujung, kecamatan Dua Boccoe, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959. Kemarin berulang tahun ke-60. Selamat berulang tahun Prof. Nasar. Teruslah berkarya. (*)