Gunung Merapi Erupsi, Awan Panas Meluncur 950 Meter Alasan Tidak Jelas, Perawat Puskesmas Ko’mara Tidak Melayani Pasien Director SPIN Bicara Kekasih Gelap Prabowo Galih Ginanjar Sudah 1 Bulan Mendekam di Sel, Ini Rutinitasnya Pakistan Bawa Konflik Kashmir dan Jammu ke PBBSelain itu memberi nama ‘Gang Kondom’ juga kurang tepat menurut aspek budaya. “Desa Banjardowo dalam ceritanya tidak bisa dipisahkan dari sejarah kerajaan Majapahit. Rasanya kurang etis jika salah satu gang permukiman diberi nama itu,” tambahnya. Dian mengusulkan, ‘Gang Kondom’ diganti dengan nama lain. “Masih banyak pilihan kata dalam bidang keluarga berencana yang bisa digunakan sebagai nama,” pungkasnya. Pihak DPPKBPPPA Kabupaten Jombang sendiri mengakui penamaan ‘Gang Kondom’ di Desa Banjardowo menimbulkan pro kontra. “Kami sudah menerima laporannya. Mempertimbangkan masukan dari banyak pihak, kami akan merumuskan nama baru untuk gang itu,” kata Nur Kamalia, Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Jombang. Pihaknya menjelaskan, pemilihan nama itu dilakukan sendiri oleh masyarakat setempat. “Dalam program Kampung KB, ada kegiatan yang namanya rembung warga. Dari kegiatan itu, masyarakat yang menentukan sendiri nama untuk jalan permukiman. Jadi pemberian nama itu bukan kami atau provinsi, tapi masyarakat sendiri,” tambahnya.
Gang Kondom yang Banyak Diminati Anak Muda

Kata kondom menurut Dian, menjadi tidak etis jika dikonsumsi anak di bawah umur sebagai wacana dan bahan pembicaraan. “Apa jadinya jika mereka bertanya kondom itu apa. Sebagai orang tua jawaban apa yang pas disampaikan kepada mereka? Tentu sangat sulit,” imbuhnya. Jika terjadi salah penafsiran, menurut Dian kondom bisa dianggap sebagai barang yang boleh digunakan siapa saja. “Ini yang bahaya,” ujarnya.