Kasus Rohayatun, Guru Honorer Siapkan Bantuan Hukum

  • Bagikan
Kemudian malamnya, Rohayatun hanya membagikan pengalamannya di medsos ketika menemukan sosok Jodi. Tidak ada niatan memviralkan sosok kehidupan Jodi seperti apa. Di dalam videonya, dia tidak menjelek-jelekkan siapapun. Padahal dia sudah konfirmasi kepada perangkat desa dan berpikir sudah selesai karena telah saling memaafkan. "Rohayatun tidak pernah mendramatisir dan tidak pernah bilang jarak rumah Jodi 3 kilometer. Sampai kemudian dia diundang ke Jakarta acara Kompas, Hitam Putih, dan Baim Wong. Kadesnya juga ikut ke Jakarta ke Kompas dan Hitam Putih," terang Itong.
None: September Saya Sudah Fokus Pilwalkot Anselmus Bona: Kurator Harus Bantu Pengusaha Bangkit dari Ancaman Pailit Pemerintah Naikkan Tunjangan Petinggi BPJS Rekrut 52 Ribu Guru PNS, Ditambah Pengangkatan Honorer Rekrut 52 Ribu Guru PNS, Ditambah Pengangkatan Honorer
Sebelum berangkat ke Jakarta, dia konfirmasi ke desa dulu. Bahkan kepsek menghadap bupati untuk meminta izin. Sepulang dari Jakarta, tiba-tiba ada surat tuntutan klarifikasi video viral Jodi versi pemerintahan desa yang ditujukan kepada plt kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Maman Hermansyah. "Apakah Rohayatun salah? Niatnya hanya membantu Jodi agar bisa bersekolah. Walaupun digaji tiga bulan satu kali dan hanya dari bantuan dana BOS, tapi guru itu ikhlas membantu karena ingin menyelamatkan Jodi agar dia bisa bersekolah," papar Itong. "Guru Rohayatun hanya ingin berbakti kepada sekolah karena menjadi guru adalah cita citanya sejak kecil. Mestinya kalau guru Rohayatun salah, dikasi tahu dan bukan memerkarakannya," sambung Itong. (jpnn)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan