Tambahan Subsidi KPR Sulit Terealisasi, Disarankan Pakai Skema BP2BT

  • Bagikan
Pemimpin BRI Wilayah Makassar, Presley Hutabarat mengatakan untuk KPR rumah subsidi diakuinya peminatnya cukup besar di Sulsel. Namun kata dia, kuota yang diberikan tidak sebanding dengan permintaan. "Kita sangat butuh kuota tambahan dari pemerintah," ungkapnya kepada FAJAR, Selasa, 3 September. Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, perseroan telah menyelesaikan target FLPP dengan membangun 3.000 unit rumah secara nasional. Namun ada tambahan lagi sekitar 394 unit lagi. "Itu karena banyak permintaan. Ke depan penyaluran akan melibatkan dua anak usaha, BRI syariah dan BRI Agro," tuturnya. Pemimpin Grup Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar, Iswadi Ayub, menerangkan tahun ini pihaknya dijatah sekitar 1.300 unit (syariah dan konvensional) untuk penyaluran penyaluran rumah subsidi. "Itupun sudah habis semua," bebernya. Iswadi pun menganjurkan menggunakan skema BP2BT, juga untuk sementara para pengembang bisa menggunakan skema komersial saja dahulu. "Kemungkinan tahun depan baru ada tambahan subsidi lagi," jelasnya. BP2BT Belum Populer Sementara itu, Ketua DPD REI Sulsel, M Sadiq, mengakui, kalau BP2BT memang masih belum terlalu populer meski telah diluncurkan beberapa tahun lalu. Namun inilah opsi yang ada sekarang yang bisa digunakan oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Agar tetap bisa memperoleh subsidi dari pemerintah. Sadiq menerangkan, memang sejauh ini masyarakat terlanjur teredukasi dengan kemudahaan FLPP. Khususnya, keringanan dalam mengansur per bulannya. "Pakai FLPP ya sangat terjangkau memang. Misalnya Rp1 jutaan. Bahkan ada yang di bawahnya. Kalau BP2BT mungkin sedikit lebih tinggi angsurannya," kunci Bos Zarindah Group itu. (tam/dir)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan