Literasi Keluarga dan Keluarga Literasi

Tujuan besar literasi keluarga, dalam bayangan penulis, adalah terciptanya keluarga literat, atau keluarga berliterasi, atau dalam tulisan ini disebut saja sebagai keluarga literasi. Seperti apakah keluarga literasi itu? Sederhananya adalah keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan. Pengertian ini melampaui pengertian awam keluarga literasi yang sekadar diartikan sebagai keluarga yang membaca buku pada jam-jam tertentu.
Keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan, apa pun jenis ilmunya, akan melibatkan seluruh anggota keluarga untuk terus belajar. Belajar, dalam hal ini, tentu saja adalah membaca buku, menonton yang positif, berdiskusi, dan berkegiatan lain yang menunjang pengembangan diri individu, terutama yang berhubungan dengan anak dan kaum muda.
Olehnya, literasi keluarga perlu dibedakan dengan literasi di keluarga. Literasi di keluarga tidak akan sampai apabila literasi keluarga belum dituntaskan. Kata literasi pada ‘literasi keluarga’ sendiri sama pengertiannya dengan kata literasi pada ‘literasi finansial’, ‘literasi sains’, ‘literasi digital’, dan sejenisnya, yakni pemahaman mengenai keluarga-pentingnya keluarga-bagaimana menjadi istri-bagaimana menjadi suami-bagaimana peran ibu-bagaimana peran ayah-dan seterusnya.
Literasi keluarga menjadi tantangan bagi negara sebab tidak diajarkan lewat jalur pendidikan formal. Tidak ada materi pelajaran mengenai bagaimana menjadi ayah atau ibu yang baik agar anak dapat tumbuh berkembang, dan lainnya. Namun, bukan berarti negara tidak benar-benar hadir dalam hal ini. Ada beberapa upaya yang dilakukan negara lewat pemerintah yang menyentuh pendidikan keluarga, seperti gerakan-gerakan pelibatan keluarga dalam satuan pendidikan sebagaimana program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kelas pranikah dari Kementerian Agama, dan program keluarga yang lain dari Kementerian Sosial.