Literasi Keluarga dan Keluarga Literasi

  • Bagikan
Gerakan-gerakan yang tumbuh dari masyarakat juga menarik untuk dicermati dan diapresiasi. Banyak komunitas terbentuk dalam rangka penyebaran ilmu mengenai keluarga dan pendidikan anak. Diskusi dan seminar-seminar juga marak dilakukan di berbagai daerah di seluruh Indonesia.  Usaha-usaha seperti ini perlu terus didukung agar keluarga menjadi kuat dan menjadi ‘sumber produksi’ generasi literat. Pertumbuhan anak memang tergantung orang tua yang memberinya ilmu pertama kali. Apabila sejak dini anak diajari mencintai ilmu pengetahuan, pada masa-masa akan datang  anak akan terbiasa dengan ilmu pengetahuan, dan yang paling penting adalah mudah menguasai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang mengakar pada diri anak membuatnya mampu untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, sebagaimana yang dibutuhkan dalam persaingan global pada masa-masa mendatang. Rasanya perlu menjadi keyakinan bersama bahwa warisan terpenting orang tua kepada anak-anaknya adalah ilmu pengetahuan. Harta dapat habis, tetapi ilmu tidak. Dalam skala negara, kekayaan alam dapat habis, tetapi kekayaan pikiran tidak. Setelah literasi keluarga, kampanye literasi di keluarga akan menjadi lebih mudah. Orang tua akan menyadari betapa pentingnya literasi bagi anak-anaknya. Kadang-kadang yang menghambat kampanye literasi di keluarga adalah orang tua sendiri, yaitu orang tua yang tidak memahami bahwa ilmu pengetahuan sangat berarti bagi anak, dan semua itu adalah kewajibannya sebagai orang tua. Kadang pula ditemui orang tua yang sudah paham pentingnya literasi, tetapi tidak paham bagaimana mengimplementasikannya kepada anak. Sebagai misal, orang tua menyuruh anak untuk rajin membaca, tetapi orang tuanya sendiri tidak rajin membaca; atau tidak rutin membelikannya buku bacaan yang menarik; atau tidak pernah mengajaknya dalam aktivitas-aktivitas yang merangsang minat membaca dan menguasai ilmu pengetahuan secara umum.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan