HM Nurdin Abdullah-Miyakawa Katsutoshi Bahas Listrik di Pulau

  • Bagikan
"Kalau tidak ada kulkasnya, cold storage. Hasil tangkapanya bagaimana bisa tahan. Ini yang menyebabkan mereka miskin, mereka menjual murah hasil tangkapan mereka," sebut HM Nurdin Abdullah. Bagi Nurdin, pertemuan antara Pemprov Sulsel, Pemkot Makassar, Pemerintah Jepang dan dunia profesional ini juga penting dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar warga kepulauan dari sisi kebutuhan listrik. Bagi HM Nurdin Abdullah, duplikasi keberhasilan di Jepang dapat diterapkan di Sulsel, banyak pulau tetapi kebutuhan listrik dan air bersih belum terpenuhi. Walaupun untuk tenaga solar (matahari) membutuhkan 1,2 hektare untuk menghasilkan 1 MW. Banyak pulau yang berukuran kecil, sehingga dengan sistem hibrid ini dapat dikombinasikan dengan pembangkit lain. Termasuk tenaga diesel yang sudah ada. Untuk tahap awal akan dilakukan survei bersama di tiga pulau. Yaitu di Kondingareng Keke, Barang Lompo dan Barang Caddi. "Kita survei, termasuk daerah yang akan digunakan untuk panel (surya). Sistemnya ini nanti pakai hibrid, betul-betul penghematan energi supaya cadangan tenaganya bisa disimpan, kendala kita lahan," papar HM Nurdin Abdullah. Untuk ketiga pulau ini dengan jumlah penduduk masing-masing sekira 3.000-an jumlah penduduk, kecuali, Barang Caddi yang lebih kecil. Total yang dibutuhkan sekira 3 MW. "2020 buat sampel mulai dari Kondingareng, Barang Lompo ,dan Barang Caddi. Pakai sistem, yang akan dilakukan kombinasi," ujar HM Nurdin Abdullah. Terungkap juga bahwa sistem ini lebih murah jika hanya dibandingkan menggunakan solar panel saja.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan