"Bahkan bisa lebih dengan terus meningkatnya produksi perikanan Sulsel yang sangat tinggi," kata Hadi.
Berdasarkan data Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, produksi ikan dari Januari-November tumbuh 353 persen. Sementara untuk ekspor perikanan ke Jeddah mencapai 583 ton.
"Jadi peluang untuk ekspor itu sangat besar. Dengan fasilitas ini maka akan bisa lebih meningkatkan lagi," kata Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Sitti Chadidjah yang juga hadir langsung di forum ekspor ini bersama para pengusaha ekspor dan pihak jsa penerbangan, Kargo PT Angkasa Pura I, kemarin.
Branch Manager Kargo PT Angkasa Pura I, Lasono, mengatakan siap mendukung penuh direct flight tersebut. Sebagai bentuk dukungan, makan akan dibangun terminal khusus dengan beberapa fasilitas.
Seperti kolam penyegaran ikan dan freezer. "Fasilitas ini sangat membantu komoditas ekspor. Khususnya untuk ekapor ikan hidup agar bisa aman dan terlayani cepat," katanya.
Menanggapi direct flight ini, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Provinsi Sulselbar, Arief R Pabettingi, mengatakan sangat menyambut baik. Direct flight ini diakui akan sangat menguntungkan pelaku eksportir.
Khususnya dalam percepatan, maupun segi biaya logistik. Sehingga kata dia, eksportir akan menjadikan fasilitas ini sebagai batu loncatan untuk meningkatkan ekspor 2020. "Demi kemajuan Sulsel," katanya. (mum)