Indonesia bagi NACF sendiri merupakan partner yang potensial. Sejak tahun 1996 NACF telah berusaha menjalin business dengan mitra dari Indonesia. Saat ini ada dua perusahaan NACF di Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan dan satunya investasi keuangan dan sekuritas. Perusahaan ini mencari dan memproduksi komoditas yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan pasar anggotanya di Korea. Tapioka dan limbah kelapa sawit contohnya.
"Sewaktu Presiden NACF berkunjung ke DEKOPIN tiga tahun yang lalu, beliau terkesan dengan potensi besar koperasi di Indonesia. Meskipun NACF akan memiliki Presiden baru akhir January ini, saya yakin kerjasama dengan DEKOPIN di Indonesia tetap bisa dilanjutkan. Apalagi kita sesama anggota dari ICA (International Cooperative Alliance), tentu harus mewujudkan Kerjasama antar Koperasi". Papar Heo Sik, Vice President NACF.
Beberapa tahun yang lalu Nonghyup Bank milik NACF juga disebut oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai Bank dari Korea yang sedang serius menjajaki untuk membeli Bank di Indonesia guna membangun Bank Pertanian. DEKOPIN menyambut baik keinginan Nonghyup Bank ini. "Tentu hadirnya Bank Pertanian di Indonesia akan sangat membantu petani-petani di Indonesia karena mendapatkan akses pembiayaan yang lebih murah." Kata Nurdin Halid antusias kepada Gwang Soo Kim, CEO Nonghyup Financial Group inc.
"DEKOPIN akan fokus dan serius melakukan pembicaraan lebih lanjut serta segera melakukan MoU dengan NACF dalam waktu dekat." Pungkas Nurdin Halid optimis mengingat sebagian besar anggota delegasi yang hadir merupakan Ketua Dekopinwil yang memiliki basis pertanian di daerah masing-masing. (rls)