Kata dia, ternyata tidak ada guru yang cacat, orang kesehatan yang cacat, tidak ada bidan yang cacat, tidak ada perawat yang cacat, tidak ada tim tehnis lainnya yang cacat itu tidak isi formasi.
“Nanti Jeneponto akan berkurang 167 ada 2 dokter spesialis yang tidak mengisi nanti kuotanya akan berkurang menjafi 165. Yang akan mengisi Formasi ini,”sebutnya.
Lanjut Syafruddin mengatakan, dalam pelaksanaan SKD, panitia pelaksana membagi sebanyak 5 sesi dalam lima hari pelaksanaan.
“Hari Selasa 5 sesi. Yang masuk 250 orang. Jadi setiap hari 1250. Itu hari Selasa, Rabu dan Kamis. Kemudian hari Jum’at hanya 4 sesi, berarti 1000. Kemudian hari Sabtu 4 sesi, total semuanya tercover kesiapan kita untuk 5.588 ini,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan ini, terdapat 2 orang yang tidak bisa melakukan tes SKD karena saat datang mereka tidak membawa kartu identitas yang harus dilengkapi. Selain itu sebanyak 10 peserta yang digugurkan lantaran terlambat hadir dalam pelaksanaan tes.
“Peraturan itu kita tegakkan, siapapun orangnya kalau tidak mebawa Kartu Identitas Penduduk (KTP) yang akan menjadi bahan panitia untuk mencocokkan identitasnya, itu tidak bisa masuk (Gugur). Jangankan itu pakainnya saja yang tidak berwarna putih hitam tidak bisa masuk,” tegas Syafruddin yang juga ketua panitia pelaksana CPNS Jeneponto. (rakyatsulsel)