Krisis ini menimbulkan tanya bagi manusia sudah pada posisi di ujung peradaban mana kah kita sedang hidup saat ini? Yang pasti, covid-19 ini adalah momentum sejarah yang akan sangat menandai era peradaban manusia sebagai suatu monumen dari Ilahi yang maknanya kelak hanya waktu yang akan bisa menjawabnya.
Amarah dan keganasan covid-19 ini sesungguhnya saat ini sudah melumpuhkan ekonomi bernagai negara. Baik negara maju, mau pun negara berkembang. Skalanya yang sudah menjadi pandemi jelas-jelas tidak mengecualikan satu negara pun untuk tidak terdistrubsi. Selain sudah menginfeksi jutaan bahkan sudah membunuh ribuan manusia.
Ternyata, ancamab virus ini belum secara nyata dan jelas disadari oleh seluruh umat manusia. Sebagian terkesan masih seperti linglung dan atau petantang petenteng. Itu terbukti dari banyaknya komentar dan prilaku yang nyeleneh dan ngawur dalam menyikapi situasi ini.
Sebagian lagi malah terkesan tidak bersiap dan was-was seolah mereka adalah bagian dari kelompok manusia super yang sudah memiliki imunitas meskipun obat dan vaksinnya sendiri belum ditemukan hingga saat ini.
Berita-berita kegemparan dan kemirisan di berbagai belahan dunia dari berbagai sisi dan warna sudah diwartakan secara meluas tetapi kesamaptaan itu belum juga menjadi kesadaran kolektif yang bulat.
Itu jugalah yang menjadi tembok besar penghalang kesuksesan pencegahan penularan wabah ini agar tidak lambat dan tidak mahal untuk dihentikan. Bagaimana halnya mengenai perkembangan banking 4.0 yang arus pemberitaannya tadinya sangat viral dan sekarang seolah terhenti juga? Apakah covid-19 ini memang telah men-disturb atau malah mempercepat Implementasi Banking 4.0 ini?